Di balik sempitnya peluang kerja dan mahalnya harga kebutuhan hidup, Musarotun (29) menaruh harap pada sepasang sepatu boot dan sebongkah tekad. Ia bukan siapa-siapa, bukan pula tokoh besar.namun langkahnya menyusuri selokan di Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pekan lalu, adalah potret kecil tentang seorang ibu, seorang sarjana, yang menolak tunduk pada keadaan. Musarotun adalah satu dari ribuan pelamar yang mendaftar menjadi petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).di hari uji praktik, ia tak ragu mencemplungkan diri ke dalam selokan penuh lumpur dan sampah.
326 Orang Melamar Jadi PPSU Cipayung, Kuota Hanya 6 Bukan karena tidak tahu jijik, tapi karena tahu persis, ada harga hidup yang harus dibayar, dan itu tidak murah. Ia seorang sarjana akuntansi, lulusan perguruan tinggi di Jakarta. Namun ijazah itu telah lama terlipat rapi, tertindih oleh kenyataan bahwa mencari pekerjaan bukan lagi soal nilai, tapi soal kesempatan yang kian langka.untuk memenuhi kebutuhan hidup, apa pun akan ia kerjakan asal halal.termasuk menyapu jalan, memanjat pohon, mencangkul, dan kini membersihkan selokan dengan tangan telanjang, tanpa sarung tangan seperti rekan-rekan lain.
Kisah Nana Pedagang Minuman di Bogor, Penghasilan Tak Tentu tapi Bisa Sekolahkan 3 Anak Ibu dua anak ini mengikuti tahapan demi tahapan uji praktik lapangan rekrutmen PPSU dengan kesungguhan.dengan karung putih di tangan, ia memunguti sampah satu per satu dari dalam got. Bahkan saat harus naik kembali ke atas, ia sempat kesulitan, tertahan oleh sepatu boot yang tenggelam di dasar selokan.
Lain lain kisah seperti diJalan Yos Sudarso Jakut Disebut Rawan Jambret, PPSU Jadi Korban Saat Menyapu
“Alhamdulillah dari tadi tesnya seru, nyebur ke sekolahan juga enggak jijik,” ucapnya sambil tertawa, dikutip dari Senin (7/7/2025), Musarotun datang dengan modal nekat. Ia tahu, hanya ada enam kursi yang tersedia di kelurahan itu, dan ratusan pelamar yang menginginkannya.tapi ia percaya, mungkin, hanya mungkin, kali ini gilirannya untuk diterima.Perjuangan Nana Berjualan Minuman sejak Pukul 06.00, tak menyerah meski Kerap Dicibir “Sebelumnya saya ibu rumah tangga, ngurus-ngurus rumah. Daftar PPSU harapannya untuk kemajuan ekonomi keluarga,” katanya. Bukan hanya Musarotun yang datang dengan gelar sarjana. di Kelurahan Serdang, Kemayoran, dua perempuan lainnya, Nabila (27) dan Febrina Nuranisa (32), juga hadir dalam seleksi Dengan modal tekat bukan lagi dengan gelar .
(Red)
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!
Komentar Melamar Kerja Sulit, Musarotun Seorang Ibu Lulusan Sarjana Diterima Bekerja Di PPSU Rela Nyemplung Ke Got