Industri refraktori dalam negeri siap menjadi katalisator pertumbuhan industri nasional, sejalan dengan Program Presiden Prabowo Subianto yang tengah menggenjot pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO), Riko Heryanto ST MM, saat berbicara di Acara Business Matching atau Pertemuan Bisnis antara Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO) dengan Industri Semen, Kaca dan Keramik yang digelar Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKPBGN) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Bandung, Kamis (30/10/2025).
Riko Heryanto mengatakan, kegiatan industri refraktori yang menggunakan panas sebagai proses produksi merupakan penggerak utama pertumbuhan industri nasional.
"Program hilirisasi adalah salah satu program andalan pemerintah untuk menggenjot target pertumbuhan ekonomi 8% pada Tahun 2029," kata Riko.
Riko mengungkapkan, program hilirisasi mineral logam dan non logam menggunakan refraktori sebagai pendukung utama kegiatan produksi.
Selain hilirisasi industri, kata Riko, kegiatan industri yang terkait dengan kegiatan infrastruktur dan turunannya seperti industri semen, kaca dan keramik juga memerlukan refraktori sebagai penunjang utama kegiatan produksinya.
“Industri semen, kaca dan keramik perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar sukses,” kata Riko Heryanto.
Menurut Riko, industri refraktori merupakan industri penunjang utama dari kegiatan industri semen, kaca dan keramik. Industri tersebut sangat berkaitan erat dengan industri refraktori.
Riko menjelaskan, saat ini industri refraktori nasional sedang bergerak untuk memenuhi standar kualifikasi produk dan jasa.
“Di mana untuk produk, penyusunan dan penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) sedang dilakukan berdasarkan standar kualitas global (ASTM Standar). Ditargetkan SNI Wajib pada industri refraktori akan diimplementasikan dalam waktu dekat,” kata Riko.
Sedangkan untuk jasa pemasangan refraktori, kata Riko, ASRINDO sudah melaksanakan Konvensi Nasional SKKNI Refraktori.
SKKNI ditetapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI melalui Kepmenaker No 155 Tahun 2025. Selanjutnya sertifikasi profesi pekerja instalasi refraktori segera diterapkan.
“Industri refraktori nasional, baik produk maupun jasa pemasangan saat ini sudah memenuhi kualifikasi bagi pengguna refraktori, termasuk industri semen, kaca dan keramik Indonesia,” kata Riko.
Dalam acara business matching tersebut, Riko mengungkapkan, industri refraktori nasional memiliki 4 keunggulan.
Keunggulan pertama yakni, industri ini mampu memberikan suplai produk dan jasa secara "just in time". Keunggulan ini akan membantu pengguna refraktori meminimalkan stok refraktori yang digunakan untuk menunjang proses produksinya.
Kemudian keunggulan kedua yaitu, industri refraktori nasional bisa memberikan "On time Delivery" pada pengiriman produknya. Pengiriman produk industri refraktori memiliki ketepatan waktu. Hal inilah yang membedakan pengiriman industri refraktori nasional dengan pengiriman kegiatan impor lintas negara yang membutuhkan waktu cukup lama dan tidak pasti.
Keunggulan ketiga yakni, "After Sales Service". Keunggulan ini memastikan industri refraktori yang cepat tanggap dan hadir saat pengguna refraktori menginginkan supervisi dan kebutuhan lainnya. Termasuk di dalamnya transportasi domestik memungkinkan untuk melakukan hal itu.
“Hal yang paling penting adalah dengan menggunakan produk dan jasa industri refraktori nasional maka industri pengguna refraktori termasuk industri semen, kaca dan keramik akan mendorong peningkatan volume produksi nasional industri refraktori," kata Riko.
Hal ini, kata Riko, sekaligus secara langsung memberikan sumbangan bagi peningkatan volume produksi industri nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% yang ditargetkan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Riko mengatakan, dengan 4 kelebihan ini maka industri refraktori bisa menjadi katalisator pertumbuhan industri nasional dan menjadi pendorong bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi.
“Dengan utilisasi kapasitas produksi industri refraktori yang baru 30% secara nasional maka diharapkan informasi kesiapan industri refraktori dengan SNI Wajib dan Sertifikasi Profesi Pekerja Refraktori ini mampu meningkatkan utilitas produksi industri refraktori hingga 70% atau 80%,” jelas Riko.
Riko mengatakan, jika peningkatan utilitas kapasitas produksi itu terjadi maka ekspansi untuk meningkatkan produksi nasional di industri refraktori bisa dilakukan. Langkah ini sejalan dengan program pemerintah yang tengah meningkatkan produksi nasional.
"Ekspansi industri refraktori akan memperbesar pengaruh keterlibatan industri refraktori pada semua bidang industri yang menggunakan panas sebagai proses produksinya," pungkas Riko.
Adapun acara business matching atau pertemuan bisnis antara Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO) dengan Industri Semen, Kaca dan Keramik, dibuka oleh Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKPBGN) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dr Putu Nadi Astuti ST MSi.
Pertemuan bisnis ini dihadiri para pejabat di lingkungan Direktorat ISKPBGN Kemenperin dan pengusaha Industri Semen, Kaca dan Keramik; Ketua Assosiasi Produsen Gelas Indonesia (APGI); Ketua Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI); Sekjen Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengamanan Indonesia (AKLPI); dan juga perwakilan Asosiasi Semen Indonesia (ASI); serta hadir pula puluhan perusahaan anggota dari seluruh asosiasi yang hadir dalam acara tersebut. (Ervinna)























Komentar
Tuliskan Komentar Anda!
Komentar Industri Refraktori Siap Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi Nasional 8% di Era Prabowo