MEDIA ONLINE

KORAN JAYA POS

Loading

Ketum PPWI Meminta Kapolri Listiyo Prabowo Mengungkap Para Mafia BBM dan Tambang Ilegal di Sijunjung Sumbar.

Ketum PPWI Meminta Kapolri Listiyo Prabowo Mengungkap Para Mafia BBM dan Tambang Ilegal di Sijunjung Sumbar. Ketum PPWI Meminta Kapolri Listiyo Prabowo Mengungkap Para Mafia BBM dan Tambang Ilegal di Sijunjung Sumbar.
KORANJAYAPOS.COM SIJUNJUNG, SUMATER

Sangat mirisnya Jaringan Mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) diduga Menguasai  Tanah Air, sekelompok mafia BBM subsidi dan tambang emas ilegal di Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, tampaknya mulai bertransformasi menjadi “pemerintah bayangan” yang lebih berkuasa dan bisa mempermain kan hukum Buktinya? Empat wartawan dari media online Saat melakukan Investigasi justru menjadi korban persekusi brutal setelah mengungkap praktek BBM ilegal.

Empat wartawan yaitu : S dari Media (Nusantararaya.com), J dari Media (Siagakupas.com), SF (Detakfakta.com), dan HG dari Media (Mitrariau.com), Keempat wartawan tersebut mengalami penganiayaan sadis dan tidak berkeperimanusian diperlakukan sangat keji dan sadisnya ibarat adegan film Vina Cirebon. Mereka dirampok, dianiaya, diperas, bahkan nyaris dibakar hidup-hidup hanya karena melakukan tugas jurnalistik 

Awalnya, keempat wartawan ini sedang melakukan investigasi terhadap praktek ilegal yang melibatkan tangki BBM subsidi PT Elnusa Petrofin dan tambang emas liar yang diduga dimiliki oleh Wali Jorong Koto Tanjung Lolo. Namun, alih-alih mendapatkan informasi, mereka malah mendapatkan "sambutan hangat" berupa pukulan, ancaman pembunuhan, dan pemerasan.

Barang-barang mereka dirampas habis-habisan, termasuk dua unit laptop, dua unit HP, pakaian, charger, dongkrak mobil, hingga racun api. Wartawati  inisial J nyaris diperkosa dalam aksi yang menunjukkan betapa bejatnya moral para pelaku Mafia BBM ilegal.

Tidak puas hanya dengan merampas harta benda, para mafia ini juga menuntut uang tebusan Rp20 juta. Jika tidak, mereka mengancam akan membakar para wartawan hidup-hidup dengan 30 liter bensin atau mendorong mereka ke jurang tambang emas agar tampak seperti kecelakaan tragis.

“Silakan lapor kemanapun, tidak ada yang akan peduli! Coba saja viralkan ini, saya akan habisi kalian semua!” ancam sang Wali Jorong Koto Tanjung Lolo, sambil dengan santai menghantam kayu broti ke meja, seolah sedang memeragakan adegan mafia kelas berat.

Kasus ini jelas bukan sekadar aksi kriminal biasa. Ini adalah bukti nyata bagaimana mafia BBM Ilegal bisa begitu percaya diri menantang hukum. Seolah-olah mereka lebih berkuasa daripada aparat penegak hukum sendiri.

Apakah ini pertanda bukti lemahnya hukum di Indonesia sudah benar-benar lumpuh? Ataukah kita sedang hidup di zaman kolonial Belanda di mana wartawan harus membayar mahal saat berusaha mengungkap kebenaran?

Sampai berita ini diturunkan, diharapkan ada pernyataan resmi dari pihak aparat kepolisian yang berwenang, yang seharusnya sudah bertindak tegas dan cepat atas aksi brutal ini. Jangan-jangan, mafia BBM diduga dijadikan ATM oleh Aparat Penegak Hukum (APH) sehingga ada upaya pembiaran laporan wartawan  memang tidak akan digubris?

Di mana wartawan yang melawan mafia justru jadi korban. mafia BBM  tertawa terbahak saat menyiksa orang lain.

Insan Pers diseluruh Indonesia mengecam keras aksi keji yang menimpa empat wartawan di Tanjung Lolo,atas kejadian ini sebagai bukti nyata bahwa kebebasan pers di Indonesia masih dalam bayang-bayang kekerasan dan ancaman mafia BBM.

"Ini tindakan biadab! Wartawan yang sedang menjalankan tugas malah dirampok, dianiaya, bahkan diperas oleh kelompok mafia tambang dan BBM subsidi. Ini bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga ancaman serius terhadap demokrasi dan kebebasan pers!" Minggu, 16 Maret 2025.

jika kasus ini tidak segera diusut tuntas, maka akan menjadi preseden buruk bagi dunia jurnalistik di Indonesia.menegas kan bahwa tidak boleh ada impunitas bagi para pelaku kekerasan terhadap wartawan.

"Kami mendesak Kapolri dan jajaran kepolisian di Sumatera Barat untuk segera menangkap pelaku, termasuk oknum pejabat yang diduga terlibat! Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin wartawan di daerah lain akan mengalami nasib serupa," bahwa kasus ini sudah dilaporkan ke Kepolisian Daerah Sumatera Barat.

Selain itu Ketum PPWI Wilson Lalengke juga meminta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk segera memberikan perlindungan bagi para korban. "Jangan sampai setelah kejadian ini, mereka malah mendapat ancaman lanjutan karena berani melawan mafia," tambah Wilson Lalengke.

Ketum PPWI menegaskan bahwa kejadian ini semakin menunjukkan betapa lemahnya perlindungan hukum bagi wartawan di Indonesia. Jika seorang jurnalis tidak bisa menjalankan tugasnya dengan aman, bagaimana masyarakat bisa mendapatkan informasi yang benar dan transparan?

"Kita sedang menghadapi era di mana mafia semakin berani, sementara aparat penegak hukum malah terkesan semakin tidak berdaya. Jika tidak ada tindakan tegas, maka kebebasan pers akan mati, dan masyarakat akan terus dibodohi oleh informasi yang dikendalikan oleh kelompok tertentu," tandas wartawan senior yang dikenal sebagai pembela para wartawan di seluruh tanah air itu.

Ketum PPWI juga mengajak seluruh insan pers dan organisasi jurnalis lainnya untuk bersatu menuntut keadilan atas kasus ini. "Hari ini empat wartawan menjadi korban, besok bisa saja kita atau rekan-rekan jurnalis lainnya. Jangan biarkan mafia semakin meraja-lela di negeri ini!" pungkasnya.

Kini, sorotan tertuju pada Polri dan Pemerintah. Akankah mereka bertindak tegas, atau justru tunduk pada kekuatan mafia?

(Red)

Jajak Pendapat

Siapakah Calon Walikota dan Wakil Walikota Padang Favorit Anda?

  Mahyeldi Ansyarullah - Emzalmi
  Robby Prihandaya - Dewi Safitri
  Tommy Utama - Laura Hikmah
  Willy Fernando - Vicky Armita
  Laura Himah i Nisaa - Safaruddin

Metropolitan

Korem 082 Apel Gelar Pasukan Dalam Rangkan Pengamanan Kunjungan Presiden RI Prabowo Di Bojonegoro

Korem 082 Apel Gelar Pasukan Dalam Rangkan Pengamanan Kunjungan Presiden RI Prabowo Di Bojonegoro

Komando Resor Militer (Korem) 082 Citra Panca Yudha Jaya dan Komando Distrik Militer (Kodim) 0813 Bojonegoro melaksanakan Apel Gelar Pasukan dalam

Advertisement
REDAKSI KORAN JAYA POS
Klik kanan dinonaktifkan.