MEDIA ONLINE

KORAN JAYA POS

Loading

Bank Syariah Indonesia Tolak Pencairan Dana Perwakilan Pemilik Sistem Nyatakan Siap Gugat Dan Ambil Alih

Bank Syariah Indonesia Tolak Pencairan Dana Perwakilan Pemilik Sistem Nyatakan Siap Gugat Dan Ambil Alih Bank Syariah Indonesia Tolak Pencairan Dana Perwakilan Pemilik Sistem Nyatakan Siap Gugat Dan Ambil Alih
KORANJAYAPOS.COM JAKARTA

Mediasi dengan pihak Bank Syariah Indonesia (BSI) berujung penolakan pencairan dana, perwakilan pemilik sistem dan dana global nyatakan Siap tempuh jalur Hukum dan ambil alih penyaluran melalui BSI. 9 Desember 2025.Suasana sore yang tegang namun tetap terkontrol menyelimuti proses mediasi antara perwakilan pemilik sistem, pemilik dana, aset global, dan pihak BSI. Pertemuan tersebut dimediasi oleh aparat kepolisian guna mencari titik temu dalam persoalan pencairan dana yang selama ini menjadi polemik di kalangan para pendukung gerakan Merah Putih dan kelompok yang mengaku mewakili kepentingan bangsa.

Dalam mediasi tersebut, Nuris selaku perwakilan dan bagian dari unsur internal BSI menyampaikan sikap tegas pihaknya: menolak pencairan dana yang dimaksud dan menyarankan agar pihak pemohon menempuh jalur hukum jika merasa keberatan atau memiliki dasar kuat untuk melanjutkan proses.

Pernyataan tersebut langsung direspons tegas oleh Piter, yang hadir mewakili para pendukung, pemilik sistem, pemilik dana, serta aset global.

“Saya mewakili Bapak Ibu semuanya, mewakili pemilik sistem, pemilik dana, dan global. Kita sudah nyatakan: kami akan ambil alih dengan cara apa pun. Kita siap. Keputusan kita sore ini di seluruh Indonesia kita akan arahkan penyaluran melalui BSI, karena ini milik rakyat,” tegas Piter

Menguatkan pernyataan Piter dan Krisna Adiyanto juga menyampaikan instruksi yang dianggap final dan tidak dapat dinegosiasikan:

“Perintahkan kepada Bank BSI untuk pencairannya.tidak ada tawar-menawar. Karena kita punya data yang kuat secara hukum. Saya tanyakan tadi: apa dasar hukum mereka menolak? Mereka bilang sudah deal terkait mekanisme penyaluran pengkreditan. Padahal kita bukan bicara kredit. Saya tadi berbicara atas nama pemilik sistem, pemilik dana, dan aset global. Saya tanya apakah ada risalah rapat dari petinggi BSI? Tidak ada. Maka siapa yang bertanggung jawab? Itu harus jelas,” ujarnya.

Krisna menegaskan bahwa dengan tidak adanya dokumen resmi atau risalah rapat dari pihak BSI, maka penolakan pencairan oleh BSI dianggap tidak berdasar. Atas dasar itu, ia menyampaikan keputusan internal kelompoknya:

“Kami nyatakan sekali lagi, atas nama pemilik sistem, pemilik dana, dan aset global Golden Eagle: kita ambil alih. Take over Bank BSI seluruh Indonesia,” tegasnya disambut para pendukung

Empat Perwakilan Resmi yang Hadir dalam Mediasi 1.Wilona.2.Piter.3.Krisna. 4.Imam

Mereka hadir sebagai delegasi sah dari kelompok yang mengaku mewakili pemilik sistem, pemilik dana, dan aset global, serta pihak-pihak yang mendukung perjuangan Merah Putih di berbagai wilayah.

Wilona menegaskan bahwa mereka hadir bukan atas nama pribadi, melainkan sebagai utusan:

 “Kita diutus untuk mewakili semuanya di sini. Semua ini punya mandat dari Bapak Ahmad Safari sebagai pemilik sistem, pemilik dana, dan aset global. Kita semua ini wakil terpilih dengan baik, dan kami punya surat legal, maka dari itu mari  kita berjuang bersama-sama,” ujar Wilona.

Penjelasan Mediasi: Hanya Formalitas, Tidak Ada Titik Temu

Wilona menjelaskan bahwa mediasi yang berjalan sebenarnya tidak menghasilkan progres berarti. Ia menilai bahwa pihak BSI hanya menjalankan formalitas legal tanpa membuka ruang klarifikasi mendalam mengenai identitas pemohon, dasar permintaan, ataupun prosedur verifikasi yang sebenarnya dapat ditempuh.

“Harusnya orang yang menemukan atau menerima instruksi itu punya kompetensi menanyakan siapa kami, apa dasar kami meminta pencairan. Harusnya begitu. Tapi ini tidak terjadi. Mereka tidak meminta bukti apa pun yang bisa diverifikasi. Jadi memang mediasi kali ini hanya formalitas,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa, Nuris dari BSI meminta agar pihak luar tidak membuat keributan atau melakukan tindakan anarkis.Pertemuan dengan Perwakilan BSI dan Aparat Kepolisian.

Piter menegaskan bahwa tidak pernah ada kesepakatan sebelumnya sebagaimana yang diklaim oleh pihak manajemen.

“Kemarin itu hanya audiensi, bukan kesepakatan. Tapi mereka bilang sudah sepakat. Itu kan tidak benar. Saya sudah sampaikan langsung di depan Wakapolres  Richard." ungkapnya.

Gerakan Siap Tempuh Jalur Hukum dan Ambil Alih Penyaluran Dana Nasional.

Pertemuan ini ditutup dengan pernyataan tegas dari para perwakilan bahwa:

Mereka menolak penolakan pencairan dana oleh BSI.Mereka siap melanjutkan langkah hukum hingga tingkat nasional.

Mereka menyatakan siap mengambil alih proses penyaluran dana. sebagai lembaga yang mereka anggap lebih mewakili kepentingan rakyat..mereka menginstruksikan seluruh pendukung di Indonesia untuk bersiap mengikuti arahan.

Sebelum mengakhiri forum, Wilona kembali menegaskan:

“Kami di sini membawa legalitas, membawa instruksi. Kita tidak surut. Yang jelas, kita siap ambil alih. Hari ini, mediasi hanya formalitas dari BSI. Tapi perjuangan kita belum selesai.”

Dengan ketegangan yang belum mereda, situasi ini diperkirakan akan terus berkembang. Keputusan untuk beralih ke jalur alternatif pencairan dana menjadi langkah besar yang kini menjadi sorotan publik. Para perwakilan menegaskan bahwa perjuangan mereka dilakukan atas nama rakyat, pemilik sistem, pemilik dana, dan aset global.

Berbagai pihak kini menanti langkah lanjutan, baik dari BSI,  maupun aparat penegak hukum terkait pernyataan ambil alih dan instruksi pencairan yang diklaim memiliki dasar legal kuat. 

(Ervinna)

Jajak Pendapat

Siapakah Calon Walikota dan Wakil Walikota Padang Favorit Anda?

  Mahyeldi Ansyarullah - Emzalmi
  Robby Prihandaya - Dewi Safitri
  Tommy Utama - Laura Hikmah
  Willy Fernando - Vicky Armita
  Laura Himah i Nisaa - Safaruddin

Metropolitan

Rp 40 Miliar Anggaran Publik Mengendap Dua Proyek Strategis Pemkab Tanah Bumbu Terbengkalai

Rp 40 Miliar Anggaran Publik Mengendap Dua Proyek Strategis Pemkab Tanah Bumbu Terbengkalai

Dua proyek infrastruktur strategis di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) senilai sekitar Rp 40 miliar pada tahap pertama, yakni pembangunan Mall Pelayanan

Advertisement
REDAKSI KORAN JAYA POS
Klik kanan dinonaktifkan.